WHAT'S NEW?
Loading...

Resensi Buku Who Rules The World, Noam Chomsky








oleh : Dwi Isti

Buku berjudul Who Rules The World ( Siapakah Penguasa Dunia) ditulis oleh seorang tokoh yang mendapat julukan Bapak Linguistik Modern, Noam Chomsky.
Mungkin sama dengan kebanyakan orang, saya termasuk yang penasaran dengan judul buku ini, dan berharap menemukan banyak jawaban dari buku yang ditulis,apalagi merupakan tulisan seorang Chomsky, yang pernah dimasukkan dalam daftar musuh negara oleh Presiden AS ke 37, Richard Nixon. Ditambah lagi Chomsky terkenal dengan ketajaman logika dan analisisnya terhadap berbagai peristiwa politik dimana Amerika Serikat menjadi dalangnya.

Buku Who Rules The World ini memiliki kesamaan warna dengan buku-buku Chomsky sebelumnya yang merupakan investigasi intelektual dari Chomsky terhadap berbagai isu politik Amerika masa kini.

Noam Chomsky merupakan penulis banyak buku politik berpengaruh yang menjadi bestseller antara lain : Hegemony or Survival, Imperial Ambitions, Failed States, Interventions, What We Say Goes, Hopes and Prospects, Making the Future, On Anarchism, Masters of Mankind and Who Rules the World.

Buku Who Rules The World menguak berbagai sejarah gelap keterlibatan Amerika di beberapa isu penting dunia, tentang Kuba, Konflik Irak, ketegangan dengan Rusia, Tiongkok, perang Suriah, invasi Israel ke Palestina , tentang Iran , organisasi ekonomi Internasional hingga isu kerusakan lingkungan yang menurut Chomsky sudah di level sangat berbahaya.

JAM KIAMAT

Bab 22 adalah bab yang seolah menjadi resume dari seluruh uraian di buku Who Rules the World ini.  Chomsky menuliskan bahwa betapa manusia sesungguhnya semakin dekat dengan kiamat. Ada dua hal yang menjadi trigger (pemicu detik-detik menuju kiamat)  yaitu :

1. bahaya senjata nuklir
2. bahaya perubahan iklim yang tak terkendali
Dunia sesungguhnya sangat paham bahwa apabila terjadi perang nuklir, maka kehancuran yang disebabkan olehnya akan memusnahkan apapun yang ada di muka bumi.Kehancuran yang disebabkan oleh senjata nuklir amatlah mengerikan dan total.

Chomsky telah menguraikan di beberapa bab , bahwa sebenarnya peluang penggunaan senjata nuklir sudah terjadi beberapa kali, dunia sudah pernah beberapa kali nyaris "kiamat".
Saat terjadinya serangan kapal selam Rusia yang untungnya tidak dibalas oleh pihak Rusia, juga ketika Amerika Serikat berkonflik dengan Rusia perihal pemindahan senjata nuklir yang berada di Kuba.

Ketegangan juga berlangsung terus menerus di perbatasan NATO-Rusia. Kedua belah pihak terus menggelar manufer militer.

Kekuatan nuklir seolah menjadi alat pengendali bagi "penguasa dunia " (Amerika Serikat) untuk memaksakan kemauannya pada banyak negara, tanpa sedikitpun mempedulikan aspek keamanan dan kesinambungan seluruh manusia.

Demikian juga dengan isu perubahan iklim yang semakin tak terkendali. Pada penghujung tahun para pemimpin dunia bertemu di Paris untuk mengatasi masalah besar ini.
Sebagai contoh apa yang diungkap oleh Jet Propulsion Laboratory yang mengoperasikan pesawat luar angkasa tanpa awak untuk NASA, yaitu tentang pergerakan es di Arktik (Kutub Utara). Dalam kajian ini diungkapkan bahwa kawasan gletser raksasa di Greenland,Zacharie Isstrom,"mengalami pergerakan dari posisi stabil secara glasiologi pada 2012 dan memasuki tahap pergerakan yang kian cepat." Dan hal ini akan meningkatkan permukaan air dunia lebih dari 18 inchi (46 cm). Kini gletser itu mengalami penurunan cepat,kehilangan massa 5 Miliar ton setiap tahun. Semua es itu akan pecah menuju Lautan Atlantik Utara.

Meski hasil dari pertemuan Paris itu berupa kesepakatan dan perjanjiannya mengikat secara hukum,tetapi masih teramat banyak rintangan yang perlu diperhatikan dengan seksama.
Pada kenyataannya,di Amerika Serikat,setiap kandidat Partai Republik yang mencalonkan diri sebagai presiden secara terbuka pada 2016 menolak kajian ilmiah seputar perubahan iklim. Mereka menyuarakan penentangan terhadap kebijakan perubahan iklim yang dilakukan Obama.

Segera setelah Obama berbicara di Paris,menjanjikan Amerika Serikat berada dibarisan terdepan  dalam upaya global ini, Kongres yang didominasi oleh Partai Republik memilih untuk membatalkan aturan Badan Perlindungan Lingkungan terbaru yang bertujuan mengurangi emisi karbon.
Jadi bisa disimpulkan, warga Amerika sendiri menghadapi masalah besar di negerinya sendiri.

Chomsky dengan berani juga melakukan kritik tajam terhadap media Amerika serikat, yang banyak berperan menjadi alat membangun citra AS sebagai "negara yang sangat berbeda". Citra yang sesungguhnya palsu dan salah, dan menjadi memberi andil melakukan kebohongan besar dalam informasi publik.

Secara keseluruhan, buku ini melanjutkan pemikiran khas Noam Chomsky yang dengan berani menggugat kekuatan global yang mengendalikan pilihan masyarakat, mengulik dan membongkar berbagai kebijakan pemerintah, lembaga negara, kalangan korporasi dan media-media Amerika Serikat.
Buku ini sangat cocok menjadi pengantar bagi pembaca yang masih belum mengenal berbagai pemikiran Chomsky.


Judul buku    : Who Rules the World

Penulis         : Noam Chomsky

Penerjemah  : Eka Saputra

Penerbit      : Bentang Pustaka

Tebal         : 398 halaman

Cetakan     : Pertama, Januari 2017

ISBN-13       : 978-602-291-287-3

0 komentar:

Posting Komentar