WHAT'S NEW?
Loading...
Zoroaster Penyembah Api?
Benarkah penganut agama Zoroaster menyembah api? Tidak sesederhana itu Ferguso...
Dalam menjelaskan konsep monistik, Zoroaster meyakini adanya satu Tuhan sejati, yaitu Ahura Mazda, yang bersifat azali serta kekal selamanya. Dia adalah pencipta segalanya. Dia penganjur kebijaksanaan, keadilan dan kebaikan, yang mutlak terpisah dari unsur kejahatan dan kezaliman.
”Aku mengenal Engkau dalam pikiranku, wahai Mazda. Engkaulah yang awal dan yang akhir, Engkaulah satu-satunya yang patut disembah, sumber ajaran kebaikan, pencipta kebenaran dan keadilan, dan hakim atas semua perbuatan kami di dunia ini. Karenanya aku tempatkan engkau di hati sanubariku.” (Yasna 31:8)
Zoroastrianisme mempunyai prinsip dualisme yang mempercayai bahwa ada dua kekuatan yang bertentangan dan saling beradu. Pengikut Zoroaster meyakini adanya ruh jahat, yaitu Ahriman, sebagai simbol dari kejahatan. Bagi mereka, alam semesta merupakan ajang pergulatan antara kebaikan dan kejahatan, keadilan dan kezaliman, serta antara kegelapan dan cahaya terang. Dan pertarungan sengit ini harus dimenangkan oleh kebaikan, keadilan dan cahaya.
Adapun manusia, sebagai mikrokosmos bergulat dengan dua kekuatan dalam dirinya. Manusia diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan, bebas berpihak kepada yang gelap atau yang terang. Manusia memiliki “freedom of choice”. Namun berdasarkan hukum sebab-akibat manusia harus bertanggung jawab atas pilihannya tersebut, serta siap menerima konsekuensinya.
Terkait dengan api, Zoroastrian menyembah Ahura Mazda sebagai Tuhan cahaya. Api suci dinyalakan sebagai simbol cahaya Ahura Mazda yang keberadaannya terkait dengan proses penyucian jiwa. Zoroaster menegakkan kebenaran misinya dengan ancaman hukuman kepada para pendosa dengan api dan baja yang dicairkan kelak di hari akhir. Perlu dipahami bahwa api di sini bukan api dalam pengertian literal, namun lebih kepada pengertian api ruhani yang terpendam dan bersinar terang di hati setiap pengikut Zoroaster yang saleh.
Sebagaimana tradisi khas agama-agama profetik, selain berbicara tentang eskatologi, hari akhir, dan hal lainnya, bahkan Zoroaster berbicara pula tentang ekspektasi mesianik. Salah satu topik utama yang dibahas dalam agama-agama besar Abrahamik. Terlepas dari fakta bahwa satu sama lain saling mempertentangkan secara konsep, yang pasti semuanya mempercayai akan datangnya seorang penyelamat di masa depan. Demikian pula dengan Zoroaster.
Zoroastrianisme tidak menekankan pentingnya konversi. Mereka tidak seperti sebagian kawan kita yang euforia jika ada yang menjadi mualaf dan histeria jika ada yang murtad. Zoroastrian berusaha mempertahankan agamanya sebagai agama yang khas dalam komunitas mereka. Saat ini, penganut Zoroastrianisme banyak tersebar di Iran dan India, juga dapat ditemukan di kota-kota besar seperti London, New York, Chicago, Boston dan Los Angeles. Mereka hidup berbaur di tengah komunitas agama lainnya.
***
Banyak hoax beredar yang jika dibiarkan lama-kelamaan akan dianggap sebagai informasi yang valid. Dan Zoroaster sebagai penyembah api adalah hoax yang dikenal luas di tengah masyarakat kita. Bahkan disampaikan pula di bangku sekolah sejak kita SD, SMP atau SMA. Sama halnya seperti hoax tentang agama tertentu menyembah patung atau berhala, atau Syiah yang menuhankan Ali, misalnya. Tentang Syiah ini, bahkan sahabat masa kecil saya yang lulusan S3 bidang ilmu bumi dari PTN papan atas percaya bahwa Syiah makan tahi imamnya.
Jadi Ferguso, jangan mudah menelan bulat-bulat informasi yang menurut timbangan akal sehat terasa ganjil ya....
0 komentar:
Posting Komentar