WHAT'S NEW?
Loading...

Trump: "Saya Tidak Pernah Mengatakan Kapan Serangan Terhadap Suriah"




Menurut Trump serangan ke Suriah bisa segera atau mungkin juga tidak. Kekhawatiran konfrontasi militer antara Rusia dan Barat melonjak tinggi pada hari Kamis, tetapi Presiden AS, Donald Trump meragukan kapan waktu serangan, yang merupakan tanggapan atas serangan gas kimia yang dilaporkan terjadi di daerah kantong pemberontak, Douma.

"I never said when an attack on Syiria would take place. Could be very soon or not so soon at all!"  ("Saya tidak pernah mengatakan kapan serangan terhadap suriah akan terjadi. Bisa segera atau tidak terlalu cepat."kata Trump dalam tweet pagi pertamanya.
"Never said when an attack on Syria would take place. Could be very soon or not so soon at all! In any event, the United States, under my Administration, has done a great job of ridding the region of ISIS. Where is our “Thank you America?”
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 12, 2018

"Tidak pernah dikatakan kapan serangan terhadap Suriah akan terjadi. Bisa jadi segera atau tidak segera sama sekali! Bagaimanapun, Amerika Serikat ada dalam kendali saya, telah melakukan pekerjaan besar untuk membersihkan wilayah ISIS. Dimana "Terimakasih Amerika?"

Tweet tersebut muncul sehari setelah dia mentweet bahwa rudal "akan datang" setelah terjadi serangan kimia yang dituduhkan Amerika dan sekutunya dilakukan oleh pemerintah Suriah tanggal 7 April lalu, dan diduga telah menewaskan puluhan orang.
Presiden Donald Trump dan para pembantu keamanan nasionalnya telah membahas opsi AS tentang Suriah dan "tidak ada keputusan akhir yang dibuat," menurut Gedung Putih. Sementara itu Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Theresa May, menyetujui "sangatlah mungkin" Presiden Suriah Bashar al Assad bertanggung jawab atas dugaan senjata kimia di Douma.

Mattis: Pentagon belum memiliki bukti penggunaan senjata kimia di Douma

Menteri Pertahanan AS James Mattis menegaskan kembali bahwa Pentagon masih belum memiliki bukti independen untuk mengkonfirmasi bahwa ada serangan senjata kimia di Suriah pekan lalu. “Saya percaya ada serangan kimia. Kami mencari bukti yang sebenarnya,” ungkap Mattis itu kepada anggota parlemen pada hari Kamis.

Dia menambahkan bahwa misi pencarian fakta oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia, Organization for the Prohibition Chemical Weapons (OPCW) dapat tiba di lokasi dugaan serangan di kota Douma "dalam seminggu," tetapi menekankan bahwa mandat yang dimiliki akan terbatas, untuk menetapkan apakah senjata kimia digunakan di lokasi atau tidak. Mattis menuduh Rusia dan Suriah menghalangi penyelidikan, meskipun Suriah mengundang para petugas OPCW untuk datang dan melakukan penyelidikan di Douma.

Douma pada saat serangan itu terjadi diduga berada di bawah kendali kelompok militan teroris, Army of Islam, dan baru minggu ini ditangkap oleh pasukan pemerintah Suriah. Keamanan di sana tetap rapuh, sebagaimana dibuktikan oleh serangan militan yang mengejutkan, dimana tiga wartawan Rusia terluka pada Rabu. OPCW dapat dipahami enggan untuk mengirim orang-orangnya ke daerah yang tidak aman, dan tidak pernah melakukan investigasi di tempat dugaan serangan senjata kimia tahun lalu di Khan Shaykhun karena masalah keamanan.

Mattis mengatakan AS dapat menggunakan aksi militer lagi, seperti yang dilakukan setelah insiden tahun lalu, tetapi harus mempertimbangkan dampaknya yang lebih luas. “Kami mencoba menghentikan pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah. Tetapi pada tingkat strategis, bagaimana kita menjaga hal ini agar tidak meningkat di luar kendali,” jelasnya.

Rusia yakin bahwa insiden senjata kimia tahun lalu dan yang terjadi di Douma pekan lalu dilakukan oleh militan bersenjata dengan tujuan untuk mendorong AS mengambil tindakan militer terhadap pemerintah Suriah. Tentara Suriah semakin mantap dalam meraih kemenangan militer dalam perang sipil selama tujuh tahun yang telah banyak melibatkan pemain asing. Hal ini serupa dengan yang terjadi di Libya, pengeboman skala penuh yang terjadi pada tahun 2011 bisa mengubah gelombang untuk melawan Damaskus.

Dari pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump nampak AS tidak konsisten dalam sikapnya untuk menyerang Suriah. Trump mengirimkan sinyal campuran, bergantian antara mengancam Suriah dan Rusia dengan serangan yang akan dilakukan, dan mengatakan tidak ada jadwal serangan. Trump akan mengadakan sejumlah pertemuan pada hari Kamis, katanya kepada wartawan.

“Kami mengadakan sejumlah pertemuan hari ini, kita akan lihat apa yang terjadi,” kata presiden. “Sekarang kita harus membuat beberapa ... keputusan, jadi keputusan akan dibuat segera.”

0 komentar:

Posting Komentar