Pasar saham dunia bereaksi ekstrim terkait dengan kian meningkatnya ketegangan geopolitik yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Saham - saham anjlok , sementara harga komoditas naik tajam, harga emas dan minyak mentah (crude oil ) kembali melonjak pada titik tertinggi dalam 3 tahun terakhir yaitu $71/barrel.
Reaksi pasar ini dipicu oleh pernyataan keras Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang bersumpah akan segera mengirimkan rudal-rudal tercanggih mereka untuk menghancurkan Suriah utamanya menumbangkan pemerintahan Bassar al Assad karena dianggap bertanggung jawab atas terjadinya tragedi serangan gas kimia di Douma. Pernyataan Trump ini ditulis melalui akun twitternya. Hebatnya sang presiden, mengobarkan perang skala dunia cukup dengan mencuit di twitter.
Menanggapi ancaman dari Presiden AS Donald Trump, dari akun twitternya ini, juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan ,"Rudal pintar harusnya mengarah ke teroris, bukan ke pemerintah (Suriah) yang sah, yang telah menghabiskan beberapa tahun untuk berjuang melawan terorisme internasional yang telah menyerbu wilayahnya."
Moskow mengatakan, jika rudal Amerika memang pintar, seharusnya teroris menjadi target nya.
Rusia sendiri telah menyatakan akan menembak jatuh semua rudal yang akan ditembakkan ke Suriah. Utusan Moskow untuk Lebanon, Alexander Zasykin telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa militer Rusia memiliki hal untuk menembak jatuh rudal dan menghancurkan tempat peluncuran jika terjadi agresi AS terhadap Suriah.
Zasypkin menekankan, bahwa "pasukan Rusia akan menghadapi agresi AS di Suriah, dengan mencegat rudal dan memukul landasan peluncuran mereka,"lapor situs Al Manar mengutip utusan tersebut.
Duta Besar Zasypskin juga mengatakan bahwa tuduhan serangan kimia digunakan untuk membenarkan "tindakan ofensif" di Suriah, sementara eskalasi AS dan Barat terhadap Suriah akan mengarah pada krisis besar yang akan membahayakan kondisi global.
Pada hari Selasa, Dewan Keamanan PBB gagal untuk meloloskan tiga resolusi yang menyerukan untuk melakukan penyelidikan atas dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah. Rancangan ini disponsori oleh Rusia untuk mendukung misi pencarian fakta oleh OPCW (Prohibition of Chemical Weapons) Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia. Rancangan ini ditolak oleh beberapa negara antara lain : Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Polandia. Utusan PBB untuk Rusia, Vassily Nebenzia sekali lagi meminta Barat untuk menahan diri dari rencana yang bisa membawa dampak berbahaya terkait Suriah.
Pihak Rusia sendiri melihat upaya AS dan sekutunya untuk menghalang-halangi pemeriksaan OPCW ini sebagai hal yang janggal.
Zakharova mempertanyakan ,"Apakah inspektur OPCW sadar bahwa serangan rudal cerdas tersebut memang sengaja dipaksakan Amerika Serikat untuk menghancurkan semua bukti penggunaan senjata kimia di lapangan ? Atau apakah itu rencana sebenarnya untuk menutupi bukti dari serangan palsu ("False Flag") ini dengan serangan rudal, sehingga penyelidik internasional tidak akan memiliki bukti untuk dicari ?
Akal Sehat yang akan Memenangkan Perang
Presiden Vladimir Putin telah menyatakan harapannya, bahwa "akal sehat" lah yang pada akhirnya akan memenangkan peperangan di dunia modern seperti sekarang. Tindakan provokatif yang disponsori Amerika serikat ini akan membahayakan situasi internasional.
Pada hari Rabu, dalam sebuah acara , Presiden Putin mengatakan "Keadaan urusan dunia tidak akan menghasilkan apapun kecuali kekhawatiran, situasi dunia menjadi semakin kacau."
"Meskipun demikian kami masih berharap, bahwa akal sehat akhirnya akan menang, dan hubungan internasional akan memasuki jalur yang konstruktif, seluruh sistem dunia akan menjadi lebih stabil dan dapat diprediksi.
Moskow sendiri bertekad akan terus melakukan advokasi untuk memperkuat keamanan "global dan regional" , dan akan sepenuhnya mematuhi tanggung jawab internasional dan mengembangkan kerjasama dengan mitranya secara konstruktif dan saling menghormati.
Putin juga melanjutkan , "Kami akan mengejar agenda yang positif dan berorientasi pada masa depan dunia, dan bekerja untuk memastikan pembangunan yang stabil, kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia."
Perkembangan terakhir dari Memanasnya situasi di Suriah
Kapal induk AS, USS Harry S.Truman telah sampai di Suriah setelah melakukan perjalanan melalui Laut Mediterania.Selanjutnya USS Porter juga menyusul dan sedang dalam perjalanan menuju Suriah untuk bergabung dengan kapal perang US lainnya yaitu USS Donald Cook.
Sementara itu di pihak Rusia, telah mendaratkan pesawat canggihnya di Suriah.Pasukan Suriah dan koalisi Rusia dalam kondisi siaga penuh.
Serangan awal diprediksi akan bisa dilakukan oleh pihak Amerika Serikat dan sekutunya pagi ini.Jet-jet tempur AS lakukan patroli di udara perbatasan Irak dan Suriah.
Tampaknya Barat yang dimotori oleh Amerika Serikat memang tidak ingin segera mengakhiri perang yang terjadi di Suriah,setiap kali upaya untuk menghabisi sisa-sisa teroris internasional yang membuat kehancuran di Suriah menuai kemenangan, Barat selalu berusaha melindungi dan melakukan provokasi agar dunia mendukung upaya invasi total.
Keuntungan dari penjualan senjata yang dinikmati oleh Amerika Serikat dan sekutunya telah membuat mereka haus darah dan tidak mau lagi mempertimbangkan aspek kemanusiaan, serta perdamaian dunia.
Sementara itu negara-negara Arab yang menjadi pendukung Amerika dan sekutunya, justru tidak menyadari bahwa jika perang Suriah kembali pecah bahkan dalam skala yang lebih besar, mereka sendiri lah yang akan menanggung segala biaya perang, dan itu akan mendestabilisasi negara mereka kedepannya.
Yang tak habis untuk kita prihatinkan ,adalah nasib rakyat Suriah sendiri, perang yang mereka harapkan hampir selesai. Di saat harapan mulai kembali bersemi di negeri mereka yang telah hancur, kini harus menerima kenyataan getir bahwa , kemungkinan perang kembali pecah justru dengan daya rusak yang lebih dahsyat.
WHAT'S NEW?
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar