WHAT'S NEW?
Loading...

Bioskop Kembali Dibuka di Arab Saudi, Black Panther Tayang Perdana




Jaringan Bioskop AMC (American Movie Theater Chain ) yang berbasis di Amerika Serikat ,telah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan untuk membuka dan mengoperasikan bioskop untuk kali pertama , setelah pelarangan pembukaan bioskop selama 35 tahun oleh pemerintah Saudi.

Arab Saudi telah mencabut larangan 35 tahun pengoperasian gedung bioskop di negara itu bulan ini,sebagai bagian dari reformasi ambisius yang dilakukan oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman. AMC bahkan berencana untuk membuka hingga 40 bioskop di sekitar 15 kota di Arab saudi selama lima tahun kedepan dengan target jangka panjang untuk mencapai 100 bioskop baru di tahun 2030, menurut The Washington Post.

Black Panther akan menjadi film pertama yang diputar di teater AMC di Riyadh.Sebuah pencapaian baru film besutan Marvel Studios. Film ini telah menorehkan sejarah baru sebagai film Marvel dengan superhero kulit hitam, para aktor dan sutradara kulit hitam, dan menjadi film pertama dalam beberapa dekade yang akan ditayangkan di bioskop komersial di Saudi Arabia.
Penonton pria dan wanita tidak akan diminta untuk duduk terpisah, tidak seperti aturan yang diberlakukan di tempat umum lainnya di negara tersebut, lapor Reuters.

"Pasar dunia perfilman di Arab Saudi sangat besar,dengan mayoritas penduduk dibawah 30 tahun yang sangat berminat menonton film favorit mereka,"kata Dr Awwad Alawwat, menteri budaya dan informasi negara itu dalam sebuah pernyataan."Pembukaan kembali bioskop juga akan membantu meningkatkan ekonomi lokal dengan meningkatkan pengeluaran rumah tangga untuk hiburan sambil mendukung penciptaan lapangan kerja di Kerajaan Saudi,"tambahnya.

BBC melaporkan bahwa masyarakat Saudi sangat tertarik sebagai konsumen televisi dan film barat,tetapi kebanyakan mereka mengakses di komputer, smartphone atau TV satelit di rumah masing-masing. Atau mereka banyak yang mengunjungi bioskop-bioskop di negara terdekat,seperti Eni Emirat Arab dan Bahrain.

Menurut The New York Times,Arab Saudi memiliki beberapa bioskop pada tahun 1970 an tetapi pemerintah melakukan penutupan dan pelarangan setelah diterapkannya standar Islam Ultrakonservatif pada tahun 1979.Majelis Ulama di negara tersebut masih berpendapat bahwa film-film Barat tidak diijinkan berdasarkan interpretasi mereka yang berpegang pada hukum Islam.Bulan Januari, ulama tertinggi Arab Saudi , Grand Mufti Abdulaziz Al Sheikh memperingatkan terhadap rencana pemerintah yang mengijinkan kembali pembukaan bioskop, dan mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa bioskop adalah sebuah "kebobrokan".

Namun Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman yang berusia 32 tahun ini mendorong berbagai reformasi ekonomi sosial yang ia sebut "Visi 2030.". Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan belanja warga pada kegiatan budaya dan hiburan dari 2,9 persen menjadi 6 persen pada tahun 2030.

Di bulan September, pemerintah Arab Saudi juga telah berencana melakukan pencabutan larangan terhadap wanita yang mengemudi mobil. Kaum perempuan di negara tersebut dapat mengajukan permohonan ijin mengemudi pada bulan Juni tahun ini.Tujuan lain dari paket reformasi Putra Mahkota ini adalah untuk meningkatkan jumlah wanita angkatan kerja dari 22% menjadi 30% pada tahun 2030.

Kaum wanita di Kerajaan Saudi ini masih dibatasi oleh undang-undang perwalian yang mengharuskan mereka meminta ijin kepada sanak keluarga laki-laki untuk melakukan hal-hal sepertti perjalanan ke luar negeri, atau menikah.
Putra Mahkota berencana untuk melakukan reformasi sebagai bagian dari skema yang lebih luas untuk menarik investor baru ke negara tersebut dan mengurangi ketergantungannya pada pendapatan dari minyak.

0 komentar:

Posting Komentar