WHAT'S NEW?
Loading...
Prof. Stephen Hawking dan Hubungannya dengan Israel
Tanggal 14 Maret adalah tanggal yang penting bagi dua ilmuwan terkemuka dunia.Tanggal itu merupakan hari kelahiran Fisikawan Albert Einstein dan serta hari meninggalnya Pakar Kosmologi dan Fisikawan Stephen Hawking.
Eistein meninggal diusia 76 tahun,pada tahun 1955. Dan Hawking meninggal diusia yang sama yaitu , 76 tahun pada tahun 2018.
Astro Fisikawan asal Inggris,Prof. Stephen Hawking, tampaknya memiliki hubungan mesra dan benci dengan Israel, dalam kurun 1970 sampai sekitar 10 tahun yang lalu, diwarnai dengan hubungan yang mesra.Namun di era berikutnya tampaknya hubungan menjadi tidak begitu baik.
Hawking mengunjungi Israel sebanyak empat atau lima kali, bahkan 30 tahun lalu , menerima penghargaan bergengsi di bidang Fisika yaitu Wolf. Hawking membantah Fisikawan dari Universitas Hebrew Prof.Jacob Bekenstein tentang apakah lubang hitam bisa menyebar,namun pada akhirnya kedua fisikawan tersebut di tahun 1970-an mengembangkan teori entropi Bekenstein - Hawking-ukuran energi yang tidak tersedia dalam sistem termodinamika tertutup yang juga biasanya dianggap sebagai ukuran gangguan sistem.
Prof.Stephen Hawking juga menjadi tamu kehormatan pada sebuah acara resepsi akademis Ilmu Pengetahuan dan Humaniora Israel di Hotel David di Yerusalem, pada tahun 2006.
Namun di tahun-tahun berikutnya, Hawking banyak terpengaruh oleh seorang ilmuwan kognitif, sejarawan,kritikus sosial Noam Chomsky, yang meski lahir dari keluarga Yahudi Ashkenazi di Philadelphia, dia sangat anti Zionis.
Prof.Noam Chomsky sangat mendukung Palestina, Hawking yang terpengaruh dengan Chomsky hingga memutuskan tidak mau menjadi pembicara pada sebuah konferensi di Yerusalem yang dipimpin presiden Shimon Peres.
Prof.Stephen Hawking sendiri menjadi sangat terkenal di seluruh dunia dan di Israel bukan karena pemahaman teoritisnya tentang lubang hitam dan mekanika kuantum, atau karena bukunya yang populer yaitu, The Brief History of Time (1988) dan The Universe in a Nutshell (2001). Yang justru membuatnya menjadi sangat dikenal adalah kemampuannya mengatasi kondisi cacat fisiknya yang luar biasa yang dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig-penyakit neurologis yang tidak dapat disembuhkan, yang menyebabkan kematian neuron yang mengendalikan otot bebasnya. Pada usia 21 tahun, dia dinyatakan dokter akan meninggal pada waktu dua tahun, namun kenyataannya dia meninggal pada hari Rabu 14 Maret 2018, di usia 76 tahun.
Prof.Asher Yahalom, dekan asosiasi Universitas Ariel dari Fakultas Teknik, mengatakan kepada Jerusalem Post, bahwa dia menghabiskan waktu dengan Hawking di Cambridge University pada tahun 2005/2006 dan mengadakan pertemuan berikutnya secara online. Karena kondisi fisiknya ini, Hawking harus selalu dikelilingi oleh sekretaris dan asisten, dan sulit baginya untuk berkomunikasi,karena ia tidak dapat berbicara selama bertahun-tahun.
Namun, kata Yahalom, dia adalah "Fenomena manusia yang sangat menarik karena tidak pernah menyerah pada penyakitnya.Ia mengatasinya meski dengan segala keterbatasan dan berhasil bertahan hidup, bahkan menikah dan bercerai dua kali, serta memiliki tiga anak. Jika dokter mengatakan bahwa anda hanya punya usia dua tahun lagi, tentunya anda tidak ingin membuang waktu anda.Dia sangat fokus pada satu hal. Dia berhasil karena kecacatannya."
Prof.Barak Kol,kepala Institut Fisika Racah, Hebrew University,mengatakan kepada The Post bahwa dia berjumpa dengan Hawking di Stanford University di California 20 tahun yang lalu dan beberapa kali sejak saat itu.
Perselisihan dengan Bekenstein tentang termodinamika - apakah lubang hitam dapat memancarkan partikel atau hanya menyedotnya - akhirnya terpecahkan.
"Awalnya,Hawking menentang teori ini,namun pada tahun 1974 dia membenarkannya dengan Bekenstein, dan keduanya memenangkan Wolf Prize. Argumen ini menyebabkan teori terobosan Hawking tentang termodinamika lubang hitam."
Hawking memiliki kehidupan yang baik, terlepas dari segalanya. Popularitasnya bukan semata dari kepakarannya dibidang sains , tapi dari gambar kursi roda, hanya bisa menggerakkan matanya dan berkomunikasi dengan sythesizer pidato.Dia seperti bintang rock yang dikenal di setiap rumah,"kata Kol. "Dia tersenyum seumur hidup dan bahkan mungkin saat meninggal. Dia memiliki kehidupan yang menarik. ALS membuatnya terkenal. Saya yakin Universitas Cambridge akan mengenangnya."
0 komentar:
Posting Komentar