WHAT'S NEW?
Loading...

Militer Rusia Evakuasi 52 Orang Warga Ghouta Timur

Moskow,Nyamar.com - Militer Rusia melaporkan telah berhasil mengevakuasi 52 orang warga sipil dari Ghouta Timur, Suriah, Senin (12/3) . Warga yang dievakuasi merupakan penduduk Misraba dan 26 orang diantara mereka adalah anak-anak. Mereka ditampung di tempat pengungsian sementara untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

Dari penampungan sementara,mereka akan dibawa ke Idlib melalui koridor al-Wafeedin. Diantara warga yang dievakuasi terdapat 13 militan angggota Hay'et Tahrir al-Syam. Kelompok tersebut dikenal sebagai militan yang berafiliasi dengan Al Qaeda, al-Nusra Front. Evakuasi para militant ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari Jaish al-Islam,salah satu kelompok pemberontak Suriah yang cukup besar.Evakuasi warga Eastern Ghouta ke Idlib dilakukan dengan menggunakan bus. Pada Februari lalu, Jais al-Islam mengirim surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta tolong untuk mengevakuasi anggota Hay-et Tahrir al-Sham yang cedera.

Memang sejak tiga pekan lalu, pasukan Suriah melakukan gempuran ke wilayah Ghouta Timur,karena  wilayah ini masih diduduki para militan yang terdiri dari beberapa kelompok pemberontak seperti Jaish al Islam,Faylaq ar Rahman, Hay'at Tahrir Al Sham, Harakat Nour Al-Din al_zenki, dan Harakat Ahrar al-Sham al-Islamiyya. Mereka ini bukan penduduk sipil melainkan kelompok bersenjata tempur yang lengkap, yang tidak kalah dengan senjata yang dipunyai sebuah negara. Jadi serangan pasukan Suriah adalah dalam rangka melumpuhkan petempur pemberontak yang masih bercokol di wilayah Ghouta, bukan menyerbu penduduk sipil tak berdosa.

Narasi berita yang dirilis oleh beberapa media mainstream barat yang kemudian diduplikasi oleh beberapa media dalam negeri yang mengatakan bahwa Ghouta Timur sedang mengalami gempuran yang membuat penduduk sipil menderita,dan kondisi Ghouta bak neraka baru karena kekejaman militer Suriah,perlu diverifikasi ulang dengan informasi pembanding. Video wawancara pengamat politik dari Inggris, Dr.Marcus Papadopoulos kiranya bisa menjadi referensi penyeimbang yang perlu kita cermati. Juga video jurnalis cantik AS Rania Khalek. Dalam kedua video tersebut, bisa menjawab siapakah yang menjadi sasaran gempuran tentara Suriah, dan siapa yang sebenarnya berada di Ghouta Timur ?





Kesimpang siuran informasi yang diberitakan oleh banyak media barat, memiliki kesamaan modus dengan apa yang terjadi sebelumnya dengan Aleppo (2016) dan Idlib (2017). Memang tidak dipungkiri masih terdapat penduduk sipil yang tinggal dikota-kota yang diduduki para mujahidin palsu tersebut, dan memang mereka dijadikan perisai oleh pemberontak agar bisa berlindung dari serangan militer Suriah. Para pemberontak yang dilengkapi senjata tempur yang lengkap dan modern ini memiliki afiliasi dengan berbagai kelompok transnasional, seperti Al Qaeda dan juga Ikhwanul Muslimin.

Gempita tagar save Ghouta pun menjadi momen yang tidak dilewatkan, baik untuk sekedar mengirim doa maupun penggalangan dana. Namun satu hal yang harusnya tetap dilakukan oleh netizen cerdas adalah mendapatkan informasi yang berimbang. Bagaimanapun , dana yang dengan ikhlas anda sumbangkan sebagai wujud simpati kepada rakyat Suriah jangan sampai jatuh ke tangan yang justru bisa memperlama penderitaan rakyat Suriah, yaitu militan pemberontak yang telah mencetuskan perang berkepanjangan sejak 2011, dan mereka adalah korban propaganda jihad palsu yang diserukan dengan mengobral hoax dan fitnah serta provokasi kebencian karena konflik sektarian. Percayalah , anda tidak akan sulit untuk melakukan cross check berita , di era digital yang informasinya membanjir seperti ini. Hanya dibutuhkan kejernihan pikiran dan hati yang tulus untuk benar-benar bisa objektif melihat sebuah masalah.

0 komentar:

Posting Komentar