WHAT'S NEW?
Loading...
"Yowis Ben" Film Layar Lebar Berbahasa Jawa
Jika berbicara tentang Film Indonesia pasti rata-rata menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa gaul, dan sedikit bahasa daerah. Namun, baru- baru ini ada salah satu pemuda Indonesia ia merupakan Youtuber dengan channel bernama “Bayu Skak” telah merilis film dengan 85% berbahasa Jawa Timur. Bayu merupakan pemuda asal Jawa Timur yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa. Bahkan video - videonya pun menggunakan Bahasa Jawa.
Saat Bayu mulai mempromosikan filmnya ke masyarakat tidak sedikit netizen yang mencemooh dengan menilai bahwa bahasa Jawa adalah bahasa yang kampungan, dan juga menilai bahwa Bayu ingin membuat bahasa Jawa lebih unggul dari bahasa lain, dll. Akhirnya Bayu pun merilis video dan menanggapi cemoohan masyarakat tentang film buatannya. Di video tersebut Bayu menjelaskan alasan ia membuat video tersebut dan juga alasannya membuat film tersebut.
Pada awalnya banyak yang menolak naskah bahasa Jawa milik Bayu Skak setelah itu akhirnya starvision menerima naskah milik Bayu. Di dalam video tersebut iya juga menjelaskan alasannya membuat film ini. Alasan Bayu membuat film ini adalah ia ingin menunjukkan budayanya, dan bahasanya, ia juga meminta orang jawa untuk mendukungnya dengan menonton film ini. Ia pun juga mengatakan bahwa ia berharap dengan ia membuat film ini orang - orang akan terinpirasi dengan membuat film berdasarkan budayanya. Bayu berharap bahwa orang jawa tidak boleh melupakan jati dirinya bahwa mereka orang jawa dan tetap memegang budaya jawa supaya tidak terlupakan.
Yowis Ben menceritakan tentang pemuda-pemuda yang ingin memberikan pembuktian kepada orang - orang yang meremehkan mereka. Yowis Ben sendiri merupakan nama band mereka yang terdiri dari Yayan, Doni, Bayu dan Nando. Dalam film ini masing - masing memiliki tujuan untuk membuktikan bahwa mereka juga bisa berprestasi.
Cerita ini memiliki amanat - amanat yang bagus bagi remaja-remaja di Indonesia. Memilik latar belakang SMA, mulai dari hubungan anak dengan orang tua dan anak, pertemanan dan juga percintaan. Tanpa kehilangan amanah yang baik film ini mampu memberikan guyonan - guyonan yang sangat mengocok di perut. Saat film dimulai pun penonton langsung tertawa. Namun sangat di sayangkan, ada beberapa bagian yang “serius” penonton tidak mendapatkan “feel” dari adegan tersebut. Menurut saya film ini memiliki nilai humor yang baik mengingat film ini berbahasa jawa.
Membahas bahasanya, “Yowis Ben” menyediakan subtittle bagi orang-orang yang tidak bisa berbahasa jawa. Selain itu, ada beberapa bagian yang menggunakan bahasa Indonesia. Untuk film yang menggunakan bahasa Jawa bahkan jokes nya tetap menggunakan bahasa jawa, film ini sangat lucu. Kekurangannya hanya dibagian scene-scene yang kurang mendapatkan “feel”nya.
Respon masyakarat setelah menontonpun bagus. Dari berbagai daerah mengatakan bahwa Film ini tetap lucu walaupun berbahasa Jawa. Bahkan ada yang mengatakan “Ibu saya nggak suka nonton di bioskop tapi Yowis Ben bikin ngakak banget.” kata salah satu penonton yowis ben yang masuk instastory bayu skak. “Walaupun gue nggak bisa bahasa Jawa, film ini masih kocak banget, subtittle nya pun membantu teman-teman tuli jadi bisa ikut menikmati” Lata Aulion salah satu selebgram dan tim Indovidgram. “Film ini bagus , yang membuat out of the box beda dari film komedi lainnya, bahasa jawa pun Suroyobonan” kata salah satu penonton yang merupakan orang Jawa Timur.
Selain itu pemain-pemain dari Yowis Ben pun mengadakan nobar keliling kota - kota di Indonesia sebagai tanda terimakasih Bayu Skak karena telah membantu untuk mengangkat budaya Jawa. Film Yowis Ben direkomendasikan untuk ditonton , pesan edukasinya pun cukup padat. Bagaimana kegigihan dan kesungguhan untuk meraih impian, mental tak perlu gengsi juga dicontohkan si Bayu yang menjadi "Pecel boy" di sekolahnya demi membantu ibu nya. Dialog-dialog kocak juga sangat menghibur, apalagi di film ini menampilkan pemain ludruk senior dari Surabaya , Kartolo dan Sapari. Sebuah usaha kreatif anak muda yang patut diacungi jempol, usaha mengangkat budaya daerah dan memberikan apresiasi terhadap para seniman tradisional yang berdedikasi di bidangnya.
0 komentar:
Posting Komentar