Saya ini Muslim, seorang penganut agama Islam. Saya pribadi tidak merasa ada yang salah dengan kondisi itu. Meski bisa dibilang bukan seorang Muslim yang taat, tapi berbagai khazanah keislaman bukanlah hal yang asing bagi saya.
Dan sebagai orang yang dibesarkan dalam lingkungan Islam Tradisional, bahasa Arab adalah bahasa yang sangat akrab di telinga, meski saya bukan seorang pengguna bahasa Arab aktif. Di masa kecil, guyonan-goyonan berbasis bahasa Arab sudah menjadi santapan sehari-hari.
Bapak saya suatu ketika setelah mengajari ngaji di waktu Maghrib mengajarkan sebuah pepatah bahasa Arab, "IRQI' WALAW TAGHOTSAN AW NUTSURO", yang tentunya, membuat kami serumah penasaran.
"Artinya apa, Pak?" tanya kakak saya.
"Ngerokoko siro senajan mung tegesan, utawa nyusuro.." (Merokoklah kamu walau hanya puntung, atau makan sirihlah..) 🤣🤣🤣
Kontan kami semua sekeluarga tebahak-bahak, dan selanjutnya bertambah pula kosa-guyon dari tempat ngaji di surau, dari teman-teman kakak di MTS dan Aliyah, teman-teman aktivis di Masjid, dsb.
Jadi "mempermainkan bahasa Arab", bahkan (saking kurang-ajarnya) bbrp dalil yang sudah umum dipakai dalam khazanah keagamaan itu bukan hal yang aneh. Juga memplesetkan nama-nama artis, penyanyi, dan para pesohor lain ke dalam bahasa Arab juga bukan hal yang sulit bagi orang-orang dengan latar belakang seperti saya, apalagi yang lebih nyantri lagi seperti Almukarrom Aa Jojot Jody Ananda :-D
Sebutlah kami biasa menyebut nama-nama Syaikh Qirqu Hammit Al-Mithaliqqiyah, Syaikh Junn Fiturissy Al-Ghitary, dsb.
Maka ketika kemudian muncul sesesutat yang dengan konyolnya mereka-reka nama-nama pulau menjadi kearab-araban, ya tentu saja saya cuma bisa ngakak guling-guling.
Guyonan anak-anak kampung dijadiin bahan diskusi seriusan 🤣
Artinya apa? Sebenarnya tidak perlu kagetan dengan fakta bahwa Bahasa Arab sudah menjadi bagian dari tradisi bangsa kita. Sebutlah bahasa Arab itu bahasa impor, tapi karena sudah ratusan tahun, ya sudah serasa milik sendiri. Silahkan buang kosakata-kosakata yang berasalah dari bahasa Arab, maka kita akan membaca Pancasila, UUD 45, dan bahkan KBBI yang lebih banyak berisi kata-kata yang tidak kita kenal sekarang.
Bahasa Arab sebagai warisan Islam. adalah bagian dari kosa kata nasional kita, bahasa Melayu yang sudah diperkaya dengan kata-kata dari bahasa warisan Hindu Buddha (Sanskerta), Kristen (Belanda, Inggris, Portugal, bahkan Perancis), Kong Hu Chu (Mandarin) ditambah lagi bahasa-bahasa daerah asli kepulauan kita selain Melayu, dari Aceh, Batak, Minang, Lampung, Banjar, Makassar, Sasak, Bone, Papua, dsb.
Meski Arab tidak identik dengan Islam, dan Islam tidak identik dengan Arab. Bahkan bisa jadi bahasa Arab pra Islam juga sudah saling mempengaruhi dengan bahasa lokal kita.
Sebutlah kata "kaffur" dalam bahasa Arab yang berasal dari istilah Kapur Barus, dsb. Namun tentu tidak bisa diingkari bahwa meluasnya penggunaan bahasa Arab di Indonesia adalah efek dari penyebaran agama Islam.
Nah, kembali lagi, sebagai Islam Tradisionalis, segala hal yang berbau Arab itu bukan hal yang asing. Tapi juga tidak semuanya sakral, rigid, bahkan yang profan dan konyol-konyol pun juga diakrabi.
Maka ketika ada orang-orang keturunan Arab yang saleh dan santun, kami hormat. Kalau ada yang kasar dan "cluthak", meski merasa nggak aneh juga, ya santai aja, tinggal gak perlu dihormat-hormati :-P
Antipati yang muncul terhadap hal-hal berbau Arab di kalangan (sebutlah sebagian kalangan) sekuler dan non Muslim, adalah hal yang muncul sebagai respons atas pensakralan yang berlebih-lebihan terhadap kearaban. Orang bertabiat kasar, hanya karena keturunan Arab terpandang, kok dihormati. Bahkan dibela-bela dengan sengit. Maka muncullah anti tesisnya, pelecehan yang berlebih-lebihan juga terhadap hal yang berbau Arab.
Maka saya sangat gembira ketika ada sekelompok keturunan Arab muda yang berwawasan luas, dengan gencar mengkampanyekan "degradasi" atas keturunan-keturunan Arab yang bertingkah kurang baik bahkan memalukan.
Kepada Arab-arab muda progressif ini, yang sangat egalitarian, bahkan sangat Indonesia, kita memberikan rasa hormat yang sepatutnya mereka terima 🙏
*KiAdjarNangkubkeunParahu*
WHAT'S NEW?
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar