WHAT'S NEW?
Loading...

Dialektika Cinta dan Rindu





Cinta itu rasa kepada sosok/obyek.
Cinta itu nisbi, relatif, jamak nonstruktural.
Cinta menghasilkan karsa.
Cinta juga ilusi sempurna.

Rindu itu aksi nyata.
Rindu menghasilkan elan yang menyala-nyala.
Emosi dan gairah yang membuat buta.
Rindu itu akibat dari cinta.
Rindu adalah perjuangan demi ilusi cinta yang paripurna.

Karena kerinduan seekor semut berani menerjunkan dirinya ke danau madu karena ingin menikmati madu cinta.

Karena kerinduan seekor laron rela membakar dirinya dalam pendar cahaya karena ingin bersekutu dengan cahaya cinta.

Karena kerinduan titik-titik air melambungkan diri dan menghilangkan eksistensinya demi mendekati surya karena ingin menjadi hujan cinta.

Karena kerinduan seekor kerang bersedia terus memakan dan memperbesar tumor penyakitnya demi menghasilkan mutiara cinta.

Karena kerinduan sebatang lilin rela didera panas dan membakar gosong dirinya demi mempersembahkan pendaran sinar cinta.

Karena kerinduan sebatang pohon rela hidup susah payah menghadapi cuaca, serangga dan manusia demi memproduksi buah-buah cinta.

Cinta adalah tujuan akhir. Rindu adalah proses melaluinya.

Cinta itu tidak nyata. Rindu merealisasinya.

Cinta maha maujud. Rindu maha mengada.

Cinta meruang. Rindu mewaktu.

Cinta adikodrati. Rindu adiluhung.

Cinta bulat indah sempurna. Rindu jelek buruk penuh cela.

Cinta selalu mulia. Rindu penuh derita.

Cinta merasa. Rindu memahami.

Cinta selalu menang. Rindu kalah dalam kemenangan.

Cinta tak perlu berbalas. Rindu tak perlu bertanding.

Cinta ingin ditemukan. Rindu ingin menemukan.

Cinta pasif. Rindu aktif.

Cinta itu abadi. Rindu selalu berganti.

Cinta itu sementara
Cinta itu fana
Rindu lebih digdaya darinya
Rindu melampui nurani dan logika

Rindu menembus dimensi waktu
Rindu melangkahi dimensi ruang
Rindu itu transenden
Cinta itu imanen
Aku Rindu Kamu, Sayang...

0 komentar:

Posting Komentar