WHAT'S NEW?
Loading...

Ancaman Perang Dagang China vs Amerika Berbahaya Terhadap Ekonomi Global




Di tengah gesekan ekonomi antara Beijing dan Washington,Perdana Menteri Cina Li Keqiang telah memperingatkan bahwa perang dagang yang kian memanas tidak hanya akan merugikan kepentingan regional, tetapi juga akan merugikan kepentingan bersama seluruh komunitas global.

Presiden AS, Donald Trump memulai apa yang bisa menjadi perang dagang besar-besaran antara Amerika Serikat dan Cina, dengan memperlakukan tarif yang besar pada impor baja dan aluminium dari China. Dan hal ini dibalas oleh China dengan menetapkan tarif sendiri pada sejumlah produk Amerika Serikat.

Pada hari Jumat, Trump memperingatkan tarif pada import China senilai $100 miliar, yang kemudian ditanggapi oleh Beijing dengan tetap akan teguh pada kebijakannya.
Para pemimpin China, bersama para pengamat, telah berulang kali memperingatkan akan bahaya perang dagang ini. Namun, Beijing juga secara konsisten mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melawan jika Washington melanjutkan langkah-langkah proteksionisme nya secara sepihak.

Pada pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gueterres di Beijing, Li mengatakan bahwa uniteralisme dan proteksionsme perdagangan harus ditolak di tengah ketidak pastian kondisi ekonomi global.
Li menunjukkan bahwa menantang multilateralisme dengan uniteralisme di tengah ketidakpastian ekonomi global merupakan ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas global,hal ini dinyatakan oleh Dewan negara (kabinet) hari Senin. Li juga mengatakan China akan melakukan upaya untuk lebih memperdalam reformasi dan melindungi sistem perdagangan bebas global.

Berbicara dengan AS tidak mungkin saat ini

Dalam perkembangan lain, juru bicara kementrian luar negeri Cina Geng Shuang pada hari Senin menanggapi Tweet dari Presiden Trump sehari sebelumnya bahwa dia melihat berakhirnya perselisihan perdagangan dengan Beijing, dan mengatakan pembicaraan dengan AS "tidak mungkin" untuk saat ini.

Setelah peringatan terakhirnya, Trump sepertinya mundur, men-tweet pada hari Minggu bahwa "China akan mengatasi hampatan perdagangannya karena itu hal yang benar untuk dilakukan."

"Hingga kini,para pejabat China dan AS belum mengadakan negoisasi mengenai sengketa perdagangan," kata Geng. "Di bawah kondisi saat ini, tidak mungkin bagi kedua belah pihak untuk melakukan negosisasi mengenai masalah tersebut."

Sebelumnya, surat kabar pemerintah China telah menggambarkan perang dagang yang kian memuncak sebagai garis terdepan perang antara tatanan multilateralisme yang berkembang di China dan perdagangan bebas , dan uniteralisme AS dan proteksionisme.

Harian Rakyat China yang berkuasa di Partai Komunis memperingatkan bahwa dalam perang ini dengan AS,"China siap untuk berjuang sampai akhir yang pahit."

Dalam berita terkait, Wakil Menteri Perdagangan China Qian Keming memperingatkan rantai nilai global akan terganggu oleh perang perdangan yang diprakarsai oleh Amerika serikat.

Berbicara di Forum Boao untuk Asia, pada hari Senin di provinsi selatan Hainan, pejabat China menegaskan kembali bahwa Beijing tidak menghendaki peperangan, tetapi juga tidak akan takut menghadapi perang.

Sementara itu, ekonomi China dilaporkan telah mempertahankan kinerja yang kuat dan stabil , dan diramalkan akan mencatat pertumbuhan yang baik di tahun 2018. Menurut Biro Statistik Nasional (NBS) pada hari senin, kualitas dan kinerja sektor industru dan jasa China terus membaik dalam dua bulan pertama tahun ini.

Perang dagang akan berdampak ke pasar saham

Menteri keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan adanya potensi perang dagang dengan China karena Presiden Donald Trump tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dari konfrontasi perdagangan yang memburuk dengan Beijing, yang juga berjanji akan melawan dengan cara apapun.

Mnuchin berkomentar tentang kemungkinan perang dagang yang akan memicu penurunan tajam di pasar saham.
Analis China sendiri juga mengatakan bahwa eskalasi tarif kemungkinan akan menyebabkan banyak masalah politik bagi Trump daripada Beijing karena perbedaan struktur pemerintahan kedua negara.

0 komentar:

Posting Komentar