WHAT'S NEW?
Loading...

Salah Kaprah Hipnosis dan Hipnotis

Hipnosis berasal dari kata hipnos, yang merupakan nama dewa tidur dalam mitologi Yunani. Hipnosis dan hipnotis sebenarnya merupakan dua kata yang berkaitan satu sama lain. Saking dekatnya,justru sering menimbulkan salah kaprah terhadap makna keduanya.

Hipnotis menurut Oxford Dictionaries, dikategorikan sebagai kata benda (N) dan memiliki definisi : orang yang melakukan hipnosis,baik untuk alasan medis maupun hiburan. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), hipnotis dimasukkan dalam kata sifat (adv) dan diartikan : "Membuat atau menyebabkan seseorang dalam keadaan hipnosis."

Hipnotis sebenarnya memiliki pengertian sebagai pelaku hipnosis, sebagaimana seorang seniman yang disebut artis, pemain piano disebut dengan pianis. Dalam hal ini Freud mengatakan : otak manusia terbagi atas dua bagian yaitu : pikiran sadar (concious mind) dan pikiran bawah sadar (subconcious mind). Pikiran sadar mengarahkan kita untuk bersikap rasional dan analitis. Sedangkan pikiran bawah sadar cenderung menuntun untuk melakukan hal-hal yang bersifat spontanitas. Dan biasanya proses pikiran bawah sadar sudah diketahui sejak lama,dan dilakukan secara berulang sewaktu kita kecil.

Hipnotis ini bekerja melalui area pikiran alam bawah sadar.Jadi bisa disimpulkan, hipnosis merupakan sebuah upaya untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar tanpa harus melalui pikiran sadar terlebih dulu. Sementara hipnotis adalah perantaranya.

Dari sudut pandang keilmuan,hipnosis (hypnosis) juga mengacu pada disiplin ilmu neurophology. Hipnosis diperkenalkan pertama kali oleh seorang dokter berkebangsaan Skotlandia, dr. James Braid (1796-1860). Definisi hipnosis yakni kondisi bawah sadar lebih dominan memegang peranan besar ( Orman McGill).

Hipnosis dalam Kehidupan Sehari-hari

Kondisi kesadaran manusia dalam situasi sehari-hari dibedakan dalam tiga fase :

  1. Normal state , kondisi kita dalam keadaan waspada dengan ciri-ciri pikiran  yang cenderung kritis. Dalam kondisi ini, pikiran bawah sadar akan cenderung tertutup sehingga tidak akan mampu merespon  sugesti-sugesti yang diberikan.

  2. Sleep state , kondisi tidur. Dalam fase ini pikiran sadar tidak aktif ,tapi pikiran bawah sadar juga tidak mampu merespon semua sugesti yang berasal dari luar.

  3. Hypnosis state , terletak diantara normal state dan sleep state. Keadaan hypnosis state cenderung sugestif dan mudah memasukkan informasi ke pikiran bawah sadar. Dalam kondisi hypnosis state sendiri terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu, light ( pikiran sadarnya masih terbuka dan mulai dapat menerima dan memahami sugesti dan informasi dengan mudah) ,medium (pikiran dengan mudah menerima sugesti dan informasi yang diberikan,lebih cepat dari kondisi light) dan deep/trance (subyek hipnosis dapat menerima sugesti dan informasi dengan cepat karena pikiran bawah sadarnya sudah sangat terbuka lebar).


Contoh beberapa kegiatan yang merupakan fenomena hipnosis : menyaksikan konser musik, menonton televisi,kegiatan belajar mengajar maupun seminar, dan aktifitas jual beli.

Salah Persepsi Hipnosis

Maraknya kejahatan kriminal dengan modus menghipnosis korbannya melahirkan stigma negatif mengenai hipnosis. Sehingga banyak orang berasumsi bahwa hipnosis merupakan ilmu yang sering dimanfaatkan untuk aktifitas kriminal.Bahkan ada yang mengindentikkan hipnopsis dengan ilmu gendam. Dan itu merupakan kesimpulan yang salah.

Seseorang tidak perlu menjadi seorang hipnotis untuk bisa melakukan kejahatan penipuan. Penguasaan ilmu hipnosis tidak selalu menjadikan pemiliknya seorang penipu. Karena untuk menjadi penipu, tanpa harus menguasai hipnosis pun bisa. Setiap keahlian tentu punya potensi penyimpangan.

Pemahaman yang utuh tentang bagaimana mekanisme kerja alam bawah sadar kita adalah cara untuk mengantisipasi kejahatan dengan menggunakan keahlian hipnosis ini. Pikiran bawah sadar sangat mudah diakses saat pikiran sedang teralihkan. Beberapa kondisi tersebut bisa berupa : ketika sedang melakukan perbincangan dengan topik yang menarik,sedang terpukau dengan obyek visual yang menarik,berjumpa sosok/figur yang karismatik, saat cemas atau ragu-ragu, saat kondisi relaks atau santai, saat kondisi bingung atau panik, atau saat tidak fokus karena kelelahan. Kondisi-kondisi tersebut lah yang menjadi pintu gerbang yang dieksploitasi penjahat untuk melakukan tindak kejahatan dengan modus hipnosis.

Kunci dari sebuah praktik hipnosis ialah pada komunikasi secara persuasif. Bagi pelaku kejahatan hipnosis,cara ini cukup sering digunakan karena berkenaan langsung dengan naluri dasar manusia,yakni rasa belas kasihan atau iba dan empati. Untuk itu hal yang perlu kita lakukan adalah melatih sikap kritis kita dengan cara tidak terjebak pada situasi-situasi seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar